Rantai Pasok Peternakan
Rantai Pasok Peternakan
Jurnal 1 : ANALISIS RANTAI PASOK DAGING SAPI DARI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN CIAWITALI SAMPAI KONSUMEN AKHIR DI KOTA GARUT
Keadaan Rumah Potong Hewan (RPH) Ciawitali
RPH Ciawitali termasuk dalam kategori 2 kelas C yang hanya menyediakan tempat untuk pemotongan ternak berasal dari pedagang atau peternak. RPH Ciawitali dilengkapi dengan sarana pendukung kegiatan seperti tackel, pisau, ember, timbangan digital, bak penyedian air bersih dan dapur tempat perebusan jeroan. Bangunan RPH Ciawitali dikelilingi oleh pagar beton dengan satu pintu sebagai tempat keluar dan masuk bagi ternak dan pekerja. Bangunan RPH sebagian besar terbuat dari semen, bagian lantai terbuat juga dari semen sedangkan atap terbuat dari asbes.
Ternak yang baru tiba, ditampung di tempat penampungan ternak (karantina) atau cattleyard yang juga berfungsi sebagai tempat peristirahatan ternak. Sistem pembuangan limbah dialirkan ke Sungai Cimanuk yang jaraknya ±100 m dari RPH. Pengairan di lokasi RPH cukup baik, hal ini di dukung dengan adanya bak penampungan air dan tangki yang cukup untuk dialirkan ke tiap-tiap saluran air yang tersedia.
Identitas Responden
Responden pada penelitian ini terdiri dari tiga kelompok utama, yaitu:
1. Pedagang besar adalah pedagang yang membeli daging sapi langsung dari jagal di Rumah Pemotongan Hewan Ciawitali dalam jumlah banyak ( 200 - 1200 kg/hari) untuk dijual langsung ke pedagang pengecer atau konsumen.
2. Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli daging sapi dari pedagang besar untuk dijual langsung ke konsumen sebanyak 25 – 150 kg/hari.
3. Konsumen adalah orang yang secara langsung mengonsumsi produk, baik bagi kepentingan diri sendiri, orang lain, maupun makhluk hidup lain sebanyak 1-30 kg/hari.
Pola Rantai Pasok Daging
Ilustrasi 1. Pola Rantai Pasok Daging Sapi di Kabupaten Garut
Berdasarkan ilustrasi di atas, pola rantai pasok daging sapi di Kabupaten Garutdiawali dari peternak besar (feedlot) menuju peternak penggemukan atau langsung dijual ke penjual besar. Sebanyak 75% pedagang besar mendapat pasokan sapi dari peternak penggemukkan dengan dan 25% lainnya diambil langsung dari peternak beasr (feedlot).Feedlot hanya berkonsentrasi pada pembibitan sehingga untuk mendapatkan sapi dalam kondisi siap potong, pedagang besar lebih memilih membeli kepada petrenak penggemukkan. Pedagang besar kemudian menjual atau mengirimkan sapi siap potong ke RPH Ciawitali, ada pula sebagian pedagang besar yang melakukan proses pemotongan sendiri dengan menyewa petugas pemotongan yang ada di RPH Ciawitali. Hal ini dikarnakan kapasitas RPH Ciawitali yang kecil sehingga kurang bisa memberikan pelayanan yang maksimal untuk proses pemotongan hewan ternak.
Jurnal 2: Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain) Daging Sapi dari Rumah Pemotongan Hewan sampai Konsumen di Kota Surakarta (Sains Peternakan Vol. 15 (2), September 2017: 52-58 )
Pola aliran dalam rantai pasokan daging sapi menunjukkan ada tiga aliran yang ada dalam pola tersebut yaitu berupa aliran produk, aliran keuangan dan aliran informasi. Aliran produk mengalir dari hulu hingga hilir yaitu dari jagal hingga konsumen daging sapi. Aliran keuangan mengalir dari hilir ke hulu yaitu dari konsumen akhir daging sapi ke jagal. Aliran informasi mengalir pada mata rantai secara timbal balik.
Hasil penelitian yang ditunjukkan pada gambar terdapat tiga macam aliran yang menggambarkan rantai pasok daging sapi di Kota Surakarta. Aliran Pertama adalah aliran produk (barang) yang mengalir dari hulu ke hilir, kedua adalah aliran finansial (uang) yang mengalir dari hilir ke hulu, dan yang ketiga adalah aliran informasi yang dapat mengalir dari hulu ke hilir atau sebaliknya. Struktur rantai pasok melibatkan anggota rantai pasok, setiap anggota rantai pasok melakukan fungsi-fungi pemasaran. Anggota rantai pasok yang dimaksud adalah para pelaku yang tergabung dan memiliki peran didalam rantai pasok daging sapi.
1. Aliran Produk
Adapun pola saluran yang terbentuk yaitu: (1) jagal - pedagang pengecer - konsumen akhir; (2) jagal konsumen tingkat IA - konsumen tingkat II; (3) jagal - konsumen tingkat IB - konsumen tingkat II. Sesuai dengan pernyataan Wibawa et al., (2015) bahwa aliran produk mengalir dari hulu ke hilir.
2. Aliran Keuangan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui terdapat 3 pola saluran pada aliran keuangan. Adapun pola saluran yang terbentuk yaitu (a) konsumen - pedagang pengecer - jagal - RPH; (b) konsumen tingkat II - konsumen tingkat IA - jagal - RPH; (c) konsumen tingkat II - pedagang pengolah - konsumen tingkat IB - RPH. Sesuai dengan pernyataan Wibawa et al. (2015) bahwa aliran keuangan mengalir dari hilir ke hulu. Hasil penelitian yang dilakukan Emhar et al. (2014) mendapati bahwa aliran keuangan mengalir dari jagal ke RPH terkait biaya retribusi pemotongan, dari pedagang pengecer ke jagal dan dari konsumen ke pedagang pengecer terkait jenis pembayaran serta cara pembayaran.
3. Aliran Informasi.
Aliran informasi yang terjadi di semua saluran berjalan dua arah dari hilir ke hulu dan hulu ke hilir (Wibawa et al., 2015). Aliran informasi yang berjalan antar lembaga pemasaran daging sapi adalah informasi terkait pemasok, lokasi pembelian daging sapi, kualitas daging sapi, jumlah persediaan daging sapi, dan harga pasar. Informasi terkait suplayer, lokasi pembelian daging sapi, kualitas daging sapi, jumlah persediaan daging sapi mengalir diantara RPH dan jagal selaku produsen daging sapi, sedangkan informasi terkait harga pasar mengalir dari pedagang pengecer di pasar-pasar tradisional dan pedagang olahan daging ke jagal dan sebaliknya.
Jurnal 3: E- SUPPLY CHAIN MANAGEMENT : EFISIENSI PEMASARAN RANTAIPASOK DAGING SAPI DI KABUPATEN BANYUWANGI (Jurnal Ilmiah Bisnis, Pasar Modal, dan UMKM Volume. 1, No.2, Desember 2018)
Sistem informasi manajemen rantai pasokan ini dibuat untuk memudahkan pihakpihak yang terkait dengan distribusi daging sapi untuk melakukan transaksi pemesanan berdasarkan jumlah stok barang tersedia serta jumlah permintaan barang. Sistem informasi ini bisa digunakan oleh orang-orang yang sudah terregistrasi pada sistem. Sistem informasi ini bisa memberikan informasi jumlah pasokan yang tersedia sehingga memudahkan customer untuk melakukan pemesanan. Sistem ini memiliki empat jenis pengguna yang memiliki tugas yang berbeda-beda, yaitu Administrator, Supplier, Distributor serta Klien.
Administrator berperan sebagai pengelola data user (klien, distributor, dan supplier). Pada sistem ini admin yang akan mengelola dan memantau keseluruhan proses transaksi yang terjadi. Supplier bisa menerima pemesanan barang dan juga menampilkan jumlah stok daging sapi yang tersedia. Peran distributor yaitu bisa melakukan pemesanan barang ke supplier dan juga menerima pemesanan dari customer. Distributor bisa menampilkan jumlah stok produk yang tersedia. Dan customer hanya bisa melakukan pemesanan produk daging sapi, melihat jumlah stok daging sapi yang tersedia dari setiap supplier maupun distributor. Berdasarkan studi pustaka dari berbagai sumber, stakeholder yang terkait distribusi daging sapi, sistem informasi distribusi daging sapi memiliki beberapa fungsi utama, antara lain :
1. Dapat melakukan proses pemesanan produk
2. Dapat menerima notifikasi hasil pemesanan produk
3. Dapat menerima permintaan pasokan
4. Dapat melakukan proses inventori produk
5. Dapat menampilkan jumlah ketersediaan stok barang
Dibawah ini merupakan data flow diagram yang merupakan pedoman untuk menyusun sistem aplikasi dan sebagai pedoman internal control pada sistem aplikasi tersebut.
Setelah data flow diagram kemudian menyusun flowchart, kita dapat mengetahui efisiensi yang terjadi karena penggunaan E-SCM tersebut. Flowchart tersebut menunjukkan bagaimana efisien dan efektifnya E-SCM karena proses distribusi dan transaksi dapat dilakukan cepat dan tepat.
Daftar Pustaka
Emhar, Annona, Joni Murti Mulyo Aji, Titin Agustina.Analisis Rantai Pasokan(Supply Chain) Daging Sapi Di Kabupaten Jember. Berkala Ilmiah Pertanian Volume 1, Nomor 3, Februari 2014, hlm 53-61
Wibawa, M.S., I.G.A.A. Ambarawati dan K. Suamba. 2015. Manajemen Rantai Pasok Jamur Tiram di Kota Denpasar. Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 4, No. 1, Mei 2016 ISSN: 2355-0759.
Emhar, Annona, Joni Murti Mulyo Aji, Titin Agustina.Analisis Rantai Pasokan(Supply Chain) Daging Sapi Di Kabupaten Jember. Berkala Ilmiah Pertanian Volume 1, Nomor 3, Februari 2014, hlm 53-61
Wibawa, M.S., I.G.A.A. Ambarawati dan K. Suamba. 2015. Manajemen Rantai Pasok Jamur Tiram di Kota Denpasar. Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 4, No. 1, Mei 2016 ISSN: 2355-0759.
Komentar
Posting Komentar